Pengertian Jangka Sorong dan Cara Membaca Jangka Sorong
Pernahkah kalian mendengar apa itu jangka sorong dan cara penggunaan jangka sorong?
Jangka sorong merupakan alat ukur yang memiliki berbagai macam kegunaan. Pasalnya, tak hanya mengukur panjang benda, jangka sorong juga mampu mengukur diameter sebuah benda dengan lebih akurat menggunakan rahang atasnya, bahkan kedalaman sekalipun dengan menggunakan tangkai ukur.
Namun, tak jarang sebagian orang tidak tahu cara menggunakan jangka sorong atau bahkan tidak tahu cara dalam membaca skalanya saat melakukakn pengukuran. Oleh karena itu, kali ini akan kita akan membahas mengenai bagaimana cara menggunakan jangka sorong serta cara membaca skalanya. Dan tak lupa juga berbagai contoh soal agar kalian dapat lebih memahami bagaimana cara menggunakan jangka sorong.
Sejarah jangka Sorong
Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur panjang, diameter dalam, diameter luar, dan kedalaman suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm.
Jangka sorong yang biasa kamu pakai saat ini ditemukan di kota Oranan, Perancis pada tahun 1600-an. Alat ukur ini dirancang dan dibuat oleh seorang ahli matematika dan sains bernama Pierre Vernier. Vernier sang penemu jangka sorong ini tak lain adalah ahli matematika Prancis dan penemu instrumen. Pierre Vernier merupakan orang yang menciptakan skala yang diberi nama skala vernier atau lebih dikenal sebagai skala nonius.
Skala nonius yaitu sebuah skala yang ada pada jangka sorong. Penggunaan nama skala nonius dipakai oleh kebanyakan orang yang hidup sejak sebelum abad ke 19. Dimana nama skala tersebut ditemukan oleh seseorang berkebangsaan spanyol bernama Dedron Nunes. Tetapi seorang bangsawan berkebangsaan Perancis mengubah nama skala tersebut kembali kepada skala vernier pada awal abad 19. Penemuan jangka sorong modern yang sering dipakai sekarang ini pertama kali diproduksi oleh Joseph Brown pada tahun 1851.
Fungsi Jangka Sorong
1. Untuk mengukur tinggi suatu benda yang bertingkat.
2. Untuk mengukur ketebalan suatu benda dan benda yang diukur bisa berbentuk bulat, balok, persegi, kubus dan lainnya.
3. Untuk mengukur diameter luar (outer ring ) atau bagian luar benda.
4. Untuk mengukur diameter dalam (inner ring) atau bagian dalam suatu benda.
5. Untuk mengukur kedalaman suatu benda.
Jenis-Jenis Jangka Sorong
a. Jangka Sorong Manual
Merupakan jangka sorong yang sering kita temui dan operasikan. Jangka ini tidak dilengkapi ukuran digital untuk mengukur suatu benda. Pengukuran dengan jangka sorong menggunakan cara manual dalam pembacaan hasilnya yaitu dengan membaca hasil pada garis jangka sorong, sehingga jangka ini dikenal dengan jangka sorong manual.
b. Jangka Sorong Digital
Jangka ini dilengkapi ukuran digital untuk mengukur suatu benda secara otomatis. Pengukuran dengan jangka sorong digital dapat berjalan secara otomatis hasilnya dalam layar berupa angka hasil. Layar akan memunculkan angka yang menunjukkan panjang suatu benda secara otomatis.
Bagian-bagian Jangka Sorong Manual
Keterangan :
1. Rahang atas jangka sorong untuk mengukur diameter dalam benda.
2. Pengunci rahang untuk mengunci agar rahang tidak bergerak (mengunci)
3. Skala utama untuk pembacaan nilai ukur.
4. Tangkai jangka sorong untuk mengukur kedalaman benda.
5. Rahang bawah untuk mengukur panjang benda dari diameter luar.
6. Skala nonius untuk pembacaan nilai ukur.
7. Roda penggerak untuk menggerakkan rahang secara pelan dengan mendorongnya.
Cara Penggunaan Jangka Sorong
Kalibrasi jangka sorong
Sebelum jangka sorong digunakan, sebaiknnya perlu adanya kalibrasi alat terlebih dahulu agar penggunaan dan pembcaan hasil dari jangka sorong sesuai, yaitu: jika rahang geser berada pada posisi tepat di angka nol (0) yaitu pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan dalam pengukuran.
Jika belum tepat pada posisi nol maka perlu adanya penyetelan, yaitu dengan cara:
1. Kendurkan baut pengunci dan geser rahang secara perlahan. Lalu, perkirakan sesuai dengan ukuran benda yang sedang diukur dan pastikan saat rahang tertutup menunjukan angka nol.
2. Setelah alat siap, bersihkan permukaan rahang dan benda yang akan diukur dan jangan sampai ada kotoran yang menempel yang bisa mempengaruhi pada keakuratan pengukuran.
3. Capitlah benda yang diukur dengan menutup rahang yang dibuka tadi dan baca hasil dengan melihat skala utama dan skala noniusnya.
1. Cara Membaca Hasil Pengukuran Diameter Luar
a. Membuka rahang jangka dengan cara mengendorkan sekrup pengunci, kemudia geser rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).
b. Letakan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
c. Menggeser rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci.
d. Bacalah hasil pengukuran.
2. Cara Membaca Hasil Pengukuran Diameter Dalam
a. Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.b. Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
c. Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang (atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.
d. Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup pengunci
e. Bacalah hasil pengukuran.
3. Cara Membaca Hasil Pengukuran Kedalamana. Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak
b. Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
c. Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
d. Mengunci sekrup pengunci
e. Bacalah hasil pengukuran.
Cara Pembacaan Jangka SorongPerhatikan nilai yang ditunjuk oleh skala utama. Berdasarkan gambar di atas, skala utamanya adalah 2,4 cm. Kemudian skala noniusnya dengan cara melihat skala nonius yang berhimpit dengan skala utama. Berdasarkan gambar di atas, skala nonius yang ditunjuk adalah 7. Artinya, 7 x ketelitian alat = 7 x 0,01 = 0,07 cm. Gunakan persamaan berikut. HP = Skala utama + Skala nonius = 2,4 + (7 x 0,01) = 2,47 cm
Contoh hasil pengukuran dengan secara nyata pada jangka sorong:
Skala Utama = 10 cm
Kemudian disederhanakan menjadi:
Hasil pengukuranmenunjukan bahwa skala utama bernilai 2.7 cm (pada lingkaran kuning). Hasil ini dilihat dari posisi 0 pada skala nonius setelah 2.7 cm pada skala utama.
Sedangkan nilai pada skala nonius, garis yang sejajar (lurus) antara skala utama dan skala nonius bernilai 0.6 mm atau setara dengan 0.06 cm . Sehingga dengan menjumlahkan kedua nilai tersebut, kita akan mendapatkan nilai pembacaan skala dari pengukuran jangka sorong tersebut yang bernilai 2.76 cm.
Contoh Soal Pembacaan Jangka Sorong
1. Soal 1
Skala Nonius = 0.2 mm = 0.02 cm
Hasil Pengukuran = 10 + 0.02 = 10.02 cm
2. Soal 2
skala utama= 1,1 cm atau 11 mm (terdapat satu garis setelah angka 1 pada skala utama yang persis bersebrangan dengan angka nol pada skala vernier disebelah kanannya).
Pembacaan skala skala nonius= jika dilihat dengan seksama, garis pada skala vernier yang tepat lurus dengan garis diatasnyamerupakan garis antara 6 dan 7. Jadi, skala vernier yang terukur adalah 0,65 mm.
Sehingga diidapat, hasil pengukuran panjang baut adalah 11 mm + 0,65 mm = 11,65 mm Atau 1,165 cm.
Sekian ppembahasan tentang cara membaca jangka sorong. Semoga bermanfaat buat belajar. Salam teknika!
0 Response to "Pengertian Jangka Sorong dan Cara Membaca Jangka Sorong "
Post a Comment