Jenis-Jenis Relay, Cara Kerja dan Cara Memeriksa Relay dengan Baik dan Benar
Memiliki peran seperti saklar pada sistem kelistrikan yang berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus yang sering mengalami kerusakan karena terbakar atau sejenisnya, tak terkecuali dengan relay juga pasti mengalami hal yang demikian karena fungsinya yang hampir mirip dengan saklar.
Seperti yang kita tahu bahwa relay bekerja berdasarkan kemagnetan, maka sering mengalami putus atau terbakar pada kontak pointnya. Akibatnya relay akan rusak dan mengakibatkan tidak dapat mengalirkan tegangan ke beban.
FUNGSI RELAY
Relay berfungsi sebagai saklar yang dikontrol secara elektrik. Selain itu, relay juga berfungsi sebagai pengaman sakelar untuk melancarkan arus dari baterai ke beban tanpa melewati sakelat. Hal ini dapat mencegah penurunan tegangan.
JENIS RELAY
Dalam sistematisnya, relay dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu
1) Normaly Open (NO,) yaitu kondisi awal sebelum digunakan selalu berada pada posisi terbuka (open). Saat kondisi normal, jenis relay ini saklarnya akan terbuka (terputus). Jika sudah dialiri oleh arus maka saklar akan menjadi tertutup karena terjadi kemagnetan didalamnya yang menarik saklar menjadi terhubung
2) Normaly Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum digunakan selalu berada pada posisi tertutup (close). Jenis relay ini keterbalikan dari normali open. Pada kondisi normal, saklar akan tertutup (terhubung). Sedangkan saat dialiri oleh arus listrik, maka saklarnya menjadi terbuka karena gaya magnet yang menarik saklar menjadi terbuka.
3) Relay Double Throw, jenis relay gabungan antara relay normali open dan normali closed. Dalam rangkaian relay tersebut terdapat satu saklar yang dapat terhubung pada dua contact poin tergantung dari kemagnetan yang terjadi.
CARA KERJA RELAY
Pada jenis normally open relay, ketika kumparan coil (terminal 86 dan 85) diberikan arus, maka akan menimbulkan elektromagnet pada kumparan (coil) tersebut. Hal tersebut akan menyebabkan kontak point tertarik, sehingga terminal 30 dan terminal 87 dapat terhubung. Jika kumparan (coil) yang digunakan untuk menarik saklar yang kondisi sakelar tertutup, pada umumnya membutuhkan arus yang kecil.
Relay dapat dibagi menjadi 4 tipe, yaitu:
Keterangan- Relay dengan terminal 4 kaki (Normally Open).
- Relay dengan terminal 3 kaki.
- Relay dengan terminal 4 kaki (Normally Close).
- Relay dengan terminal 5 kaki (Normally Open).
PEMERIKSAAN RELAY
Dalam memeriksa kondisi relay, harus dipersiapkan beberapa alat dan bahan, yaitu:
- Baterai dengan tegangan 12 Volt
- AVO Meter ( Skala ohm)
- Kabel secukupnya.
Cara pemeriksaan relay masing-masing tipe sebagai berikut:
1. Relay dengan Terminal 4 Kaki (Normally Open).
- Memeriksa kontunitas dengan menggunakan ohm meter.
- Terminal 86 dan 85 harus ada kontunitas dan Terminal 30 dan 87 tidak ada kontunitas.
- Hubungkan terminal 85 dan 86 relay dengan terminal positif baterai (86) dan terminal negatif baterai (85), atau sebailknya!
- Harus ada suara ‘tek’ yang menandakan bahwa terminal 30 dan 87 terhubung. Jika tidak ada bunyi, maka relay perlu diganti.
- Pemeriksaan yang tepat dapat dilakukan dengan cara memeriksa kontinuitas antara terminal 30 dan 87 harus ada kontinuitas.
2. Relay dengan Terminal 3 Kaki
Terminal 30 dan 86 yang dialiri arus harus ada suara ‘tek’ . Hal lainnya juga dapat dilakukan dengan cara memeriksa tegangan pada terminal 30 dan 87. Jika keberadaan relay ada, maka kondisi aman.
3. Relay dengan Terminal 5 Kaki
Terminal 85 dan 86 yang dialiri arus listrik harus ada suara ‘tek’. Hal lainnya juga dapat dilakukan seperti, memeriksa multi tester kontinuitas terminal 30 dan 87.
Demikian pembahasan kali ini mengenai jenis-jenis relay, cara kerja, dan cara memeriksa kondisi relay. Semoga dapat bermanfaat dalam mengetahui kondisi suatu relay apabila ditemukan permasalahan terkait komponen tersebut.
Salam Teknika!
0 Response to "Jenis-Jenis Relay, Cara Kerja dan Cara Memeriksa Relay dengan Baik dan Benar"
Post a Comment