Pemeriksaan dan Perawatan Motor Starter
Pemeriksaan motor starter - Pada kendaraan mobil kebanyakan saat ini hanya memakai starter tipe elektrik. Di komponen motor starter elektrik terdapat beberapa komponen yang terdiri dari yoke and pole, kumparan medan (field coil), armature, pinion gear, magnetic switch, brush, tuas pendorong, armature brake, kopling geser dan lain sebagainya. Komponen tersebut apabila salah satu rusak atau tidak berfungsi dengan normal akan mengakibatkan terganggu atau bahkan tidak berfungsinya sistem motor starter pada mobil atau motor. Sehingga perlunya pemeriksaan dan perawatan pada motor starter agar kerja dari sistem secara optimal. Berikut ini merupakan langkah pemeriksaan dan perawatan pada motor starter:
ALAT DAN BAHAN
Dalam melaksanakan pemeriksaan dan perawatan motor starter, hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain:
- Aki (baterai)
- Kabel jumper
- Kunci pas dan kunci ring
- Avometer
- Dial Gauge
- V-block
- Jangka sorong
- Thickness Gauge / Filler Gauge
- Majun dan nampan
PENGETESAN DAN PENGUJIAN
Setelah menyiapkan alat dan bahan, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengujian dan pengetasan kondisi awal dari motor starter bekerja. Sebelum dilakukannya pembongkaran pada motor starter dilakukannya pengetesan awal pada motor starter untuk dapat mendiagnosis kerusakan pada starter.
Berikut ini beberapa pengetesan dan pengujian starter adalah:
1.Pull in Coil Test
Pull in Coil Test ini berfungsi untuk mengetahui apakah kumparan untuk Pull in Coil di dalam magnetic switch ini masih bisa menarik plunger ke dalam magnetic switch atau tidak. Ketika plunger tertarik kedalam, maka Pinion Gear akan bergerak kearah luar mendekati ring gear.
Langkah dalam pengetasan pull in coil adalah melepas mur pada terminal C motor starter kemudian lepas kabel yang menempel pada terminal C tersebut. Kemudian hubungkan negatif baterai dengan body motor starter dan baut terminal C. Bagian positif baterai dihubungkan ke terminal 50 motor starter. Perhatikan gambar dibawah ini mengenai pull in coil test:
Hasil setelah pemeriksaan:
Apabila pinion gear bergerak ke arah luar maka kondisi dari kumparan pull in coil (kumparan penarik) masih dalam keadaan bagus/baik.
Catatan: Saat pengetesan ini lebih baik dilakukan kurang dari sepuluh (10) detik agar menghindari kerusakan komponen elektrik pada motor starter.
Saata melakukan pull in coil test, juga dapat sekaligus melakukan pemeriksaan pinion gap stater motor. Pinion gap berfungsi mencegah kerusakan pinion gear saat terjadi kontak dengan ring gear. Ukuran dari pinion gap stater motor berbeda-beda tergantung dari tipe motor starter dan jenis mobilnya. Standar ukuran pinion gap starter motor ini berkisar diantara 0,05 mm - 0,2 mm. Apabila kurang dari 0,05 mm pinion gear dapat mengakibatkan macet, sedangkan jika lebih dari 0,2 mm maka pinion gear dapat cepat aus dan rusak.
2. Hold In Coil Test
Setelah pengetesan pull in coil dilanjutkan dengan pengetesan hold in coil. Setelah pinion gear bergerak kearah luar/maju kemudian segera lepaskan kabel negatif baterai yang menuju ke terminal C. Dengan cara melepas salah satu kabel dari negatif baterai yaitu kabel yang menuju ke terminal C motor starter maka akan mengakibatkan pinion gear harus tetap pada posisi keluar/maju. Perhatikan gambar dibawah ini mengenai hold in coil test:
Pemeriksaan hold in coil test berguna untuk memeriksa kondisi kumparan hold in coil. Apabila pinion gear tetap berada diluar dan tidak kembali masuk, maka kondisi dari hold in coil dalam keadaan baik.
Hasil setelah pemeriksaan:
Saat kondisi hold in coil aktif dan bekerja, kondisi pinion gear harus tetap pada posisi keluar dan tertahan (hold). Jika pinion gear kembali masuk setelah kabel pada terminal C dilepas maka dapat kemungkinan hold in coil rusak
3. Plunger Return Test
Pemeriksaan plunger return test masih melanjutkan dari langkah sebelumnya. Setelah melepas kabel negatif baterai dari terminal C untuk hold in coil test, langkah selanjutnya adalah melepaskan kabel negatif baterai yang menempel pada massa motor starter. Perhatikan pada gambar dibawah ini mengenai plunger return test:
Hasil setelah pemeriksaan:
Sesaat setelah negatif kabel baterai dilepas dari bodi motor starter, maka pinion gear harus langsung bergerak masuk kedalam starter motor menuju ke posisi awal.
PENGETESAN MOTOR STARTER
Langkah pertama untuk pengetesan motor starter tanpa beban yaitu, hubungkan kabel negatif baterai ke bodi motor starter. Berikutnya, hubungkan kabel positif baterai ke ampere meter dan kaki ampere meter lainnya ke terminal 30. Kemudian hubungkan juga kabel dari terminal 30 ke terminal 50. Perhatikan pada gambar dibawah ini untuk pengetesan motor starter tanpa beban:
Saat diuji sesuai dengan rangkaian gambar diatas, maka pinion gear akan bergerak maju dan motor starter akan berputar kencang.
Hasil setelah pemeriksaan:
Motor starter harus dapat berputar dengan lembut dan gigi pinion bergerak keluar. Lihatlah buku petunjuk perbaikan untuk mengetahui seberapa arus yang mengalir.
PEMBONGKARAN MOTOR STARTER
Setelah melakukan pengetesan motor starter, maka kita bisa mengetahui kondisi awal motor starter dan bagian-bagian mana saja yang mengalami masalah. Langkah selanjutnya adalah melakukan pembongkaran pada motor starter untuk pemeriksaan komponen motor starter yang lebih teliti lagi. Lakukan pembongkaran motor starter sesuai urutan pembongkaran dan tetap berhati-hati agar komponen didalamnya tidak rusak atau hilang terpental.
Berikut ini urutan pembongkaran motor starter:
- Lepas kabel kumparan medan yang terpasang pad terminal C solenoid.
- Lepas baut utama motor starter.
- Lepas solenoid.
- Lepas sekrup dari ujung rumah belakang.
- Lepas tutup belakang motor.
- Lepas sikat dan pemegang sikat dengan menggunakan tang lancip.
- Keluarkan armature dari rumah motor starter.
- Lepas sekrup dari ujung rumah penggerak.
- Lepaskan rumah ujung penggerak.
- Lepaskan kopling starter dari ujung rumah penggerak.
- Keluarkan bola baja dari dalam kopling starter.
- Lepaskan retainer.
- Lepaskan roller dari ujung rumah penggerak.
- Lepas pegas pengembali dari solenoid
PEMERIKSAAN KOMPONEN MOTOR STARTER
Setelah dilakukannya pembongkaran motor starter langkah selanjutnya adalah dilakukannya pemeriksaan pada masing-masing komponen. Berikut ini pemeriksaan motor starter yang dilakukan:
1. Pemeriksaan Armature
Komponen pemeriksaan motor starter yang pertama adalah armature. Berikut ini pemeriksaan pada Armature, meliputi :
a. Pemeriksaan hubungan tiap-tiap segmen pada komutator
Dengan menggunakan ohmmeter, periksa hubungan tiap-tiap segmen pada komutator yang berada pada ujung armature.
Hasil pemeriksaaan bagus jika tiap-tiap segmen yang diukur terdapat hubungan.
b. Pemeriksaan hubungan antara segmen komutator dengan Ground (bodi Armature)
Dengan menggunakan ohmmeter, periksa hubungan antara segmen dengan ground bodi armature.
Hasil pemeriksaan bagus jika diantara segmen dan bodi ground tidak ada hubungan
c. Pemeriksaan kedalaman alur setiap segmen pada komutator
Dengan mengunakan jangka sorong untuk mengukur kedalaman alur (undercut) setiap segmen pada komutator.
Hasil pemeriksaan bagus jika kedalaman alur memiliki hasil lebih dari 0,2mm (normal 0,6mm).
d. Pemeriksaan Run Out Komutator
Dengan menggunakan dial gauge indicator dan v-block untuk mengukur Run Out yang ada pada komutator.
Hasil pemeriksaan jika pengukuran run out pada komutator kurang dari 0,1mm, maka kondisi dari komutator dalam keadaan baik.
e. Pemeriksaan Diameter Komutator
Dengan menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter luar dari komutator secara keseluruhan.
Hasil pemeriksaan tergantung dari nilai pengukuran dari model motor starter yang digunakan. Kondisi diameter masih baik jika diameter komutator tidak berkurang lebih dari 1mm.
2. Pemeriksaan Yoke, Pole Core, dan Field Coil
Pemeriksaan untuk Yoke dan Pole Core dilakukan dengan cara melihat fisik dari komponen tersebut secara langsung (visual). Pastikan jika tidak ada bentuk cacat seperti pecah, retak ataupun terbakar, sehingga menandakan kondisi komponen baik. Sedangkan untuk field coil (kumparan medan), dalam pemeriksaan perlu dilakukannya pengukuran terhadap kondisi hubungan antar terminalnya.
Berikut ini adalah pengukuran untuk field coil:
a. Pemeriksaan Hubungan antar Brush
Dengan menggunakan ohmmeter untuk mengukur hubungan antar brush pada field coil.
Hasil pemeriksaan field coil baik jika hasil pengukuran menandakan ada hubungan.
b. Pemeriksaan Hubungan antar brush pada Field Coil dengan Ground Yoke
Dengan menggunakan ohmmeter untuk mengukur hubungan antar brush pada field coil dengan yoke.
Hasil pemeriksaan field coil baik jika hasil pengukuran menandakan tidak ada hubungan antara brush dengan yoke3. Pemeriksaan Brush dan Brush Holder
Berikut ini merupakan pemeriksaan untuk brush dan brush holder:
a. Pemeriksaan Hubungan Brush Holder (+) dengan Brush Holder (-)
Dengan menggunakan Ohmmeter untuk memeriksa hubungan antara Brush Holder (+) dengan Brush Holder (-).
Hasil pemeriksaan dalam kondisi baik apabila diantara kedua brush holder tidak ada hubungan (no connectivity).
b. Pemeriksaan Panjang Brush
Dengan menggunakan jangka sorong untuk melakukan pemeriksaan panjang brush, lakukak pengukuran pada bagian brush holder dan pada bagian field coil.
Hasil pemeriksaan adalah jika panjang normal yang umum sekitar 14mm dan minimal 8mm.
4. Pemeriksaan Over Running Clutch
Komponen selanjutnya yang termasuk dalam pemeriksaan motor starter adalah pemeriksaan kondisi over running clutch.
Hasil pemeriksaan overrunning clutch dalam kondisi baik apabila pinion gear dapat diputar searah jarum jam dapat berputar, sedangkan jika diputar kebalikannya, pinion gear akan terkunci.
Demikian pembahasan kali ini mengenai cara pemeriksaan dan perawatan motor starter. Semoga dapat bermanfaat dalam mempelajari sistem starter kendaraan dalam hal perawatan atau pemeriksaan.
Salam Teknika!
0 Response to "Pemeriksaan dan Perawatan Motor Starter"
Post a Comment